REAL EXCHANGE RATE MISALIGNMENT DAN PERTUMBUHAN EKONOMI: STUDI KASUS ASEAN-5
HAZINDI
DAMAISTY
ABSTRACT
Real exchange rate misalignment has been an important
issue of economic literature. This paper uses Behavioral Equilibrium Exchange Rate (BEER) method
to identify misalignment episode of 4 Asean countries. The results show that
equilibrium exchange rate is affected by net foreign assets, real interest rate
differential and terms of trade.
As according to this research’s purpose, the estimation
result show there are no significant effect of real exchange rate misalignment
on ASEAN-4 countries’s economic growth. But,
the results show that exchange rate depreciation significantly has negative
effect on economic growth. The estimation results also show that gross fixed
capital formation significantly affects economic growth.
Keywords : Real Exchange Rate Misalignment, BEER, Economic Growth, VECM, Panel,
ASEAN-5
1.
Pendahuluan
Krisis keuangan Asia telah menjadi salah satu peristiwa ekonomi yang paling
serius dari ke empat gelombang krisis yang melanda pasar modal internasional
selama tahun 1990-an. Krisis yang dimulai dari perlambatan pertumbuhan ekonomi
pada tahun 1996 oleh semua negara di Asia kecuali Filipina ini menyebabkan
guncangan terhadap mata uang negara-negara di Asia. Runtuhnya baht Thailand
pada bulan juli 1997 memicu gelombang depresiasi dan penurunan pasar saham
negara-negara di Asia lainnya (Moreno, et al, 1998). Majid dan Yusoff (2004)
menyatakan bahwa salah satu penyebabnya adalah exchange rate misalignment yang meningkatkan kemungkinan serangan
spekulatif yang akhirnya menyebabkan krisis terjadi. Aguirre dan Calderon
(2005) juga menjelaskan bahwa exchange
rate misalignment adalah salah satu indikator kunci dalam mengidentifikasi
kerentanan suatu negara. Khususnya overvaluation
nilai tukar riil yang berkelanjutan merupakan indikator peringatan dini
atas kemungkinan terjadinya currency
crashes (Krugman, 1979; Frankel dan Rose 1996; Kaminsky dan Reinhart, 1999
dalam Aguirre dan Calderon, 2005)