iklan

Rabu, 24 Juli 2013

PENERAPAN SIFAT FATHONAH DALAM PROFESI SEBAGAI MENTERI KEUANGAN NEGARA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Rasulllah merupakan teladan umat yang rahmatan lil’alamin sebagaimana ajaran Islam yang dibawanya, pemberi pencerahan pada kehidupan manusia. Nabi Muhammad Tidak hanya menjadi seorang pemimpin dalam bidang agama saja Nabi Muhammad juga menjadi pemimpin dalam bidang perekonomian, sosial, dan pendidikan. Kesuksesan Nabi Muhammad sebagai seorang pemimpin umat memang telah dibekali kecerdasan oleh Allah SWT. Kecerdasan dibekalkan karena beliau mendapat kepercayaan Allah SWT untuk memimpin umat, karena agama Islam diturunkan untuk seluruh manusia dan sebagai rahmat bagi seluruh alam. Kecerdasan juga diperlukan untuk memahami dan menjelaskan wahyu Allah SWT Oleh karena itu diperlukan pemimpin yang cerdas yang akan mampu memberi petunjuk, nasihat, bimbingan, pendapat dan pandangan bagi umatnya, dalam memahami firman-firman Allah SWT.
Sesungguhnya terdapat dalam diri Rasul teladan yang baik  yang    mengharapkan (ridha) Allah dan ganjaran di hari kemudian (QS Al-ahzab [33]:21
Kecerdasan (dalam bahasa inggris disebut intelligence dan bahasa Arab disebut al-dzaka) menurut arti bahasa adalah pemahaman, kecepatan, dan kesempurnaan sesuatu. Dalam arti, kemampuan (al-qudrah) dalam memahami sesuatu sevara cepat dan sempurna. Begitu cepat penangkapannya itu, sehingga Ibnu Sina menyebut kecerdasan sebagai kekuatan intuitif. Kata kecerdasan diambil dari kata cerdas. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, cerdas berarti sempurna perkembangan akal budi seorang manusia untuk berfikir, mengerti, sebagainya, tajam pikiran dan sempurna pertumbuhan tubuhnya.
Fathonah merupakan salah satu sifat wajib yang dimiliki oleh seorang Rasul. Fathonah berarti cerdas atau bijaksana, mustahil seorang nabi bersifat baladah atau jahlun (bodoh). Sifat fathanah dapat dipandang sebagai strategi hidup setiap Muslim. Seorang Muslim harus mengoptimalkan segala potensi yang telah diberikan oleh-Nya untuk mencapai Sang Kholiq. Potensi paling berharga dan termahal yang hanya diberikan pada manusia adalah akal (intelektualitas). Dan Allah SWT. bahkan memberikan peringatan keras kepada orang-orang yang tidak menggunakan akalnya,


"Dan tidak seorang pun akan beriman kecuali dengan izin Allah; dan Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya" (QS Yunus [10]: 100).

Kecerdasan Nabi Muhammad telah Nampak sejak kecil dan berkembang setelah dewasa menjadi seorang pemuda yang dikenal masyarakat sebagai pemuda yang jujur dan baik. Disamping karena mukjizat yang diberikan oleh Allah SWT juga karena kecerdasan yang dimiliki oleh Nabi Muhammad dalam memimpin serta menanamkan keimanan, ketakwaan, kesetiaan, dan semangat juang yang tinggi untuk membela kebenaran serta mempertahankan hak pada umatnya.
Kesuksesan Muhammad sebagai seorang pemimpin umat memang telah dibekali kecerdasan oleh Allah SWT. Kecerdasan itu tidak saja diperlukan untuk memahami dan menjelaskan wahyu Allah SWT. kecerdasan dibekalkan juga karena beliau mendapat kepercayaan Allah SWT. untuk memimpin umat, karena agama Islam diturunkan untuk seluruh manusia dan sebagai rahmat bagi seluruh alam. Oleh karena itu diperlukan pemimpin yang cerdas yang akan mampu memberi petunjuk, nasihat, bimbingan, pendapat dan pandangan bagi umatnya, dalam memahami firman-firman Allah SWT.
Pada zaman serba modern saat ini, sifat-sifat itulah yang menjadi dasar penting dalam menjadi panduan setiap muslim dalam melakukan setiap pekerjaan. Dalam makalah saya kali ini akan lebih mempersempit pada penerapan sifat fathonah dalam pekerjaan sebagai Menteri Keuangan Negara.

1.2  Rumusan Masalah :
1.      Bagaimana cara seorang Menteri Keuangan untuk merealisasikan sikap Fathonah kepada Allah di dalam menjalankan tugas Negara?

1.3  Tujuan Makalah :
1.      Untuk mengetahui cara merealisasikan sikap sabar kepada Allah yang dilakukan oleh Menteri Keuangan dalam menjalankan tugas Negara.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Penerapan sikap Fathonah seorang Menteri Keuangan dalam menjalankan tugas Negara
Seorang Menteri Keuangan bertugas menyelenggarakan urusan di bidang keuangan dan kekayaan negara dalam pemerintahan untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara. Dalam menjalankan tugasnya tersebut, seorang Menteri Keuangan harus tetap berpegang pada ajaran agama Islam. Menteri Keuangan memiliki tanggung jawab cukup besar dalam mengembangkan perekonomian Indonesia. Untuk itu Menteri Keuangan harus selalu melaksanakan tugasnya dengan penuh tanggung jawab serta menjadi salah satu penerapan rasa syukurnya kepada Allah. Menjadi seorang Menteri harus berpegang teguh pada nilai-nilai yang terdapat pada Alqur’an, akan menuntun seorang untuk menjadi seorang Menteri yang Bijaksana. Nilai-nilai tersebut menjadi suatu landasan supaya dapat mengarahkan untuk tetap dalam koridor yang jujur, adil dan benar serta berkah yang mengundang keridhoan Allah SWT.
Implikasi ekonomi sifat fathanah dalam Menteri Keuangan Negara adalah segala sesuatu aktivitasnya harus dengan kecerdasan. Yakni dengan mengoptimalkan semua potensi akal yang ada untuk mencapai tujuan. Memiliki sifat jujur, benar, dan bertanggung jawab saja tidak cukup dalam menjadi seorang Menteri. Tetapi Menteri juga harus mempunyai sifat cerdas, cerdik, dan bijaksana, agar setiap tindakannya bisa lebih efektif dan efisien serta mampu menganalisis semua permasalahan keuangan di dalam negeri dan dapat menjadi tepat dalam melakukan tugasnya. Sangat jelas seorang Menteri adalah seorang pemimpin. Sehingga seorang pemimpin haruslah memuliki kecerdasan di atas rata-rata masyarakatnya sehingga memiliki kepercayaan diri. Kecerdasan seorang Menteri akan membantu dalam memecahkan segala macam persoalan dalam bidangnya, terkhusus masalah ekonomi negara. Pemimpin yang cerdas tidak akan mudah frustasi menghadapi masalah yang terjadi dan akan dengan cepat mengambil solusi untuk menyelesaikan masalah. Menteri yang cerdas tida akan membiarkan masalah terlalu berlarut-larut yang kemudian hanya memberi beban kepada masyarakat suatu negara.
Kecerdasan seorang pemimpin tentunya ditopang dengan keilmuan yang mumpuni. Ilmu bagi pemimpin yang cerdas merupakan bahan bakar untuk terus melaju diatas roda kepemimpinannya. Pemimpin yang cerdas selalu haus akan ilmu, karena baginya hanya dengan keimanan dan keilmuan dia akan memiliki derajat tinggi di mata manusia dan juga pencipta. Maka seorang Menteri yang cerdas juga harus selalu menambah berbagai ilmu pengetahuan dan informasi baik yang berhubungan dengan pekerjaannya maupun pengetahuan umumnya. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an. “Allah akan meninggikan orang-orang beriman diantaramu dan orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”. (QS.Al Mujadalah:11)
Penerapan sifat fathanah ini akan menumbuhkan kreativitas untuk melakukan berbagai macam inovasi yang bermanfaat. Menjadi menteri juga butuh kreatifitas, contohnya dalam menentukan kebijakan-kebijakan dalam menghadapi permasalahan, Menteri harus bisa melihat permasalahan dari banyak sisi tidak hanya terpaku pada satu cara, jika suatu kebijakan dianggap gagal dalam pelaksanaanya, maka seorang menteri harus sigap memikiran cara lain sehingga dapat segera menyelesaikannya dengan tepat. Sifat fathanah (perpaduan antara 'alim dan hafidz)  telah mengantarkan Nabi Yusuf a.s. dan tim ekonominya berhasil membangun kembali negeri Mesir.

"Berkata Yusuf, Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir). Sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga lagi berpengetahuan" (QS Yusuf [12]: 55).

Dia lalu diberi jabatan sebagai Menteri Keuangan Mesir. Dengan tim ekonominya, dia kemudian membangun kembali Mesir yang sudah berada di jurang kehancuran karena krisis ekonomi, kembali bangkit menjadi negara yang surplus dan makmur.
Menjadi Menteri Keuangan tentu bukanlah sebuah profesi yang mudah untuk dijalankan. Dibutuhkan tanggung jawab serta keahlian khusus agar semua tugas dapat terlaksana dengan baik. Mencontoh Nabi Muhammad yang dalam kepemimpinan beliau diringi dengan kecerdasan serta gaya memimpin yang luar biasa nampak ketika beliau mengatur, merencanakan dan mengontrol para pasukannya saat menghadapi perang, tidak berlebihan jika pasukan Islam di bawah kepemimpinan beliau banyak memperoleh kemenangan karena memang Nabi Muhammad saw. melakukan manajemen yang baik. Menjadi seorang Menteri juga harus bisa mengatur dan mengontrol staff atau bawahannya dengan baik sehingga dalam proses membuat kebijakan semua bisa dikerjakan bersama dengan lancar
Salah satu ciri orang yang paling bertakwa adalah orang yang paling mampu mengoptimalkan potensi pikirnya. AI-Quran menyebut orang yang senantiasa mengotimalkan potensi pikirnya dengan sebutan ulul al-albab, yaitu orang yang iman dan ilmunya berinteraksi secara seimbang (dynamic equilibrium). Seorang Menteri juga sangat perlu mempunyai kecerdasan dalam memperkirakan apa yang akan terjadi pada waktu yang akan datang dengan melihat fenomena yang terjadi pada waktu ini, sehingga apapun yang akan terjadi di masa depan, setidaknya seorang Menteri sudah siap dengan kebijakan yang akan diambilnya sehingga tidak perlu waktu lebih lama untuk berfikir ketika sudah terjadi sesuatu. Seperti Sifat fathanah  yang diriwayatkan oleh Imam AI-Bukhari yang mengantarkan Nabi Muhammad SAW. (sebelum menjadi nabi) mendapat keberhasilan dalam kegiatan perdagangan. Seorang Menteri harus mampu mengadopsi sifat ini, terutama dalam menghadapi situasi perekonomian  yang bukan hanya rumit (complicated), tetapi bahkan kadang-kadang menghadapi situasi yang kacau (chaos).
Seperti setiap muslim ketahui, Nabi Muhammad mampu menyatukan puak-puak yang terpecah-pecah tanpa prestasi budaya menjadi suatu masyarakat yang beriman dan bertakwa serta berprestasi gemilang, Seorang Menteri juga harus mencontohnya dalam hal pembuatan kebijakan yang bertujuan menyatukan semua penduduk dalam negara. Tidak hanya diterapkan hanya untuk menguntungkan beberapa kelompok kepentingan semata. Kebijakan yang diambil seharusnya bertujuan untuk mensejahterakan seluruh rakyatnya.

BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Pada intinya, bahwa Fathonah merupakan salah satu sifat dan karakter orang mu'min, yang sesungguhnya sifat ini dapat dimiliki oleh setiap insan. Karena pada dasarnya manusia memiliki potensi untuk mengembangkan sikap ini dalam hidupnya.
            Kinerja Menteri Keuangan dalam menerapkan sikap Fathonah sangat menentukan kondisi ekonomi nasional. Dengan besarnya kontribusi Menteri Keuangan dapat membawa perekonomian nasional ke arah yang lebih baik. Saat keadaan ekonomi stabil dan cenderung ke arah yang lebih baik menandakan bahwa Menteri Keuangan beserta jajarannya sudah melaksanakan tugas dengan baik dan itu juga berarti dia telah bersyukur melalui perbuatan yang dilakukan untuk memajukan perekonomian negara sehingga bermanfaat bagi seluruh rakyat Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

"Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur'an. 1989. Al-Quran dan Terjemahnya. Surabaya : Mahkota Surabaya"
Bambumoeda. 2013. "Karakteristik Pemimpin Ideal dalam Islam” (online), (http://bambumoeda.wordpress.com/2012/05/29/karakteristik-pemimpin-ideal-menurut-islam, diakses tanggal 27 mei 2013).

Audi Yudhasmara. 2010. “BELAJAR BISNIS DAN BERDAGANG CARA NABI MUHAMMAD SAW” (online), http://thetruthislamicreligion.wordpress.com/2010/03/24/belajar-bisnis-dan-berdagang-cara-nabi-muhammad-saw/, diakses tanggal 20 juni 2013).

M. Edris Muzammil dan M. Saefuddin. 2011. “PENERAPAN SIFAT-SIFAT NABI SAW DALAM PERBANKAN SYARIAH” (online), http://berbagiidedanpikiran.blogspot.com/2011/12/penerapan-sifat-sifat-nabi-saw-dalam.html, diakses pada tanggal 20 juni 2013).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar