BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Rasulllah merupakan teladan umat
yang rahmatan lil’alamin sebagaimana ajaran Islam yang dibawanya, pemberi
pencerahan pada kehidupan manusia. Nabi Muhammad Tidak hanya menjadi seorang
pemimpin dalam bidang agama saja Nabi Muhammad juga menjadi pemimpin dalam
bidang perekonomian, sosial, dan pendidikan. Kesuksesan Nabi Muhammad sebagai
seorang pemimpin umat memang telah dibekali kecerdasan oleh Allah SWT.
Kecerdasan dibekalkan karena beliau mendapat kepercayaan Allah SWT untuk
memimpin umat, karena agama Islam diturunkan untuk seluruh manusia dan sebagai
rahmat bagi seluruh alam. Kecerdasan juga diperlukan untuk memahami dan
menjelaskan wahyu Allah SWT Oleh karena itu diperlukan pemimpin yang cerdas
yang akan mampu memberi petunjuk, nasihat, bimbingan, pendapat dan pandangan
bagi umatnya, dalam memahami firman-firman Allah SWT.
Sesungguhnya terdapat dalam diri Rasul teladan yang baik yang
mengharapkan (ridha) Allah dan ganjaran di hari kemudian (QS Al-ahzab
[33]:21
Kecerdasan (dalam bahasa inggris
disebut intelligence dan bahasa Arab disebut al-dzaka) menurut arti bahasa
adalah pemahaman, kecepatan, dan kesempurnaan sesuatu. Dalam arti, kemampuan
(al-qudrah) dalam memahami sesuatu sevara cepat dan sempurna. Begitu cepat penangkapannya
itu, sehingga Ibnu Sina menyebut kecerdasan sebagai kekuatan intuitif. Kata
kecerdasan diambil dari kata cerdas. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
cerdas berarti sempurna perkembangan akal budi seorang manusia untuk berfikir,
mengerti, sebagainya, tajam pikiran dan sempurna pertumbuhan tubuhnya.
Fathonah
merupakan salah satu sifat wajib yang dimiliki oleh seorang Rasul. Fathonah
berarti cerdas atau bijaksana, mustahil seorang nabi bersifat baladah atau
jahlun (bodoh). Sifat fathanah dapat
dipandang sebagai strategi hidup setiap Muslim. Seorang Muslim harus
mengoptimalkan segala potensi yang telah diberikan oleh-Nya untuk mencapai Sang Kholiq. Potensi paling berharga dan termahal yang hanya diberikan
pada manusia adalah akal (intelektualitas). Dan Allah SWT. bahkan memberikan peringatan keras kepada orang-orang yang tidak
menggunakan akalnya,
"Dan tidak seorang pun akan beriman kecuali dengan izin Allah; dan
Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan
akalnya" (QS Yunus [10]: 100).
Kecerdasan Nabi Muhammad telah
Nampak sejak kecil dan berkembang setelah dewasa menjadi seorang pemuda yang
dikenal masyarakat sebagai pemuda yang jujur dan baik. Disamping karena
mukjizat yang diberikan oleh Allah SWT juga karena kecerdasan yang dimiliki
oleh Nabi Muhammad dalam memimpin serta menanamkan keimanan, ketakwaan,
kesetiaan, dan semangat juang yang tinggi untuk membela kebenaran serta
mempertahankan hak pada umatnya.
Kesuksesan
Muhammad sebagai seorang pemimpin umat memang telah dibekali kecerdasan oleh
Allah SWT. Kecerdasan itu tidak saja diperlukan untuk memahami dan menjelaskan
wahyu Allah SWT. kecerdasan dibekalkan juga karena beliau mendapat kepercayaan
Allah SWT. untuk memimpin umat, karena agama Islam diturunkan untuk seluruh
manusia dan sebagai rahmat bagi seluruh alam. Oleh karena itu diperlukan
pemimpin yang cerdas yang akan mampu memberi petunjuk, nasihat, bimbingan,
pendapat dan pandangan bagi umatnya, dalam memahami firman-firman Allah SWT.
Pada zaman serba modern saat ini,
sifat-sifat itulah yang menjadi dasar penting dalam menjadi panduan setiap
muslim dalam melakukan setiap pekerjaan. Dalam makalah saya kali ini akan lebih
mempersempit pada penerapan sifat
fathonah dalam pekerjaan sebagai Menteri Keuangan Negara.
1.2 Rumusan
Masalah :
1. Bagaimana
cara seorang Menteri Keuangan untuk merealisasikan sikap Fathonah kepada Allah di dalam
menjalankan tugas Negara?
1.3
Tujuan
Makalah :
1. Untuk
mengetahui cara merealisasikan sikap sabar kepada Allah yang dilakukan oleh
Menteri Keuangan dalam menjalankan tugas Negara.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Penerapan sikap Fathonah seorang Menteri
Keuangan dalam menjalankan tugas Negara
Seorang
Menteri Keuangan bertugas menyelenggarakan urusan di
bidang keuangan dan kekayaan negara dalam pemerintahan untuk membantu Presiden
dalam menyelenggarakan pemerintahan negara. Dalam menjalankan tugasnya
tersebut, seorang Menteri Keuangan harus tetap berpegang pada ajaran agama
Islam. Menteri Keuangan memiliki tanggung jawab cukup besar dalam mengembangkan
perekonomian Indonesia. Untuk itu Menteri Keuangan harus selalu melaksanakan
tugasnya dengan penuh tanggung jawab serta menjadi salah satu penerapan rasa
syukurnya kepada Allah. Menjadi seorang Menteri harus berpegang teguh pada
nilai-nilai yang terdapat pada Alqur’an, akan menuntun seorang untuk menjadi
seorang Menteri yang Bijaksana. Nilai-nilai tersebut menjadi suatu landasan
supaya dapat mengarahkan untuk tetap dalam koridor yang jujur, adil dan benar
serta berkah yang mengundang keridhoan Allah SWT.
Implikasi ekonomi sifat fathanah dalam
Menteri Keuangan Negara adalah segala
sesuatu aktivitasnya harus dengan
kecerdasan. Yakni dengan mengoptimalkan semua potensi akal yang ada untuk
mencapai tujuan. Memiliki sifat jujur, benar, dan bertanggung jawab saja tidak
cukup dalam menjadi seorang Menteri. Tetapi
Menteri juga harus mempunyai sifat cerdas,
cerdik, dan bijaksana, agar setiap tindakannya bisa lebih efektif dan efisien serta mampu menganalisis semua
permasalahan keuangan di dalam negeri dan dapat menjadi tepat dalam melakukan
tugasnya. Sangat jelas seorang Menteri adalah seorang pemimpin. Sehingga
seorang pemimpin haruslah memuliki kecerdasan di atas rata-rata masyarakatnya
sehingga memiliki kepercayaan diri. Kecerdasan seorang Menteri akan membantu
dalam memecahkan segala macam persoalan dalam bidangnya, terkhusus masalah
ekonomi negara. Pemimpin yang cerdas tidak akan mudah frustasi menghadapi
masalah yang terjadi dan akan dengan cepat mengambil solusi untuk menyelesaikan
masalah. Menteri yang cerdas tida akan membiarkan masalah terlalu
berlarut-larut yang kemudian hanya memberi beban kepada masyarakat suatu
negara.
Kecerdasan
seorang pemimpin tentunya ditopang dengan keilmuan yang mumpuni. Ilmu bagi
pemimpin yang cerdas merupakan bahan bakar untuk terus melaju diatas roda
kepemimpinannya. Pemimpin yang cerdas selalu haus akan ilmu, karena baginya
hanya dengan keimanan dan keilmuan dia akan memiliki derajat tinggi di mata
manusia dan juga pencipta. Maka seorang Menteri yang cerdas juga harus selalu
menambah berbagai ilmu pengetahuan dan informasi baik yang berhubungan dengan
pekerjaannya maupun pengetahuan umumnya. Sebagaimana firman Allah dalam
Al-Qur’an. “Allah akan meninggikan orang-orang beriman diantaramu dan orang
yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”. (QS.Al Mujadalah:11)
Penerapan
sifat fathanah ini akan menumbuhkan
kreativitas untuk melakukan berbagai macam inovasi yang bermanfaat. Menjadi
menteri juga butuh kreatifitas, contohnya dalam menentukan kebijakan-kebijakan
dalam menghadapi permasalahan, Menteri harus bisa melihat permasalahan dari
banyak sisi tidak hanya terpaku pada satu cara, jika suatu kebijakan dianggap
gagal dalam pelaksanaanya, maka seorang menteri harus sigap memikiran cara lain
sehingga dapat segera menyelesaikannya dengan tepat. Sifat fathanah (perpaduan antara 'alim dan hafidz) telah mengantarkan Nabi Yusuf a.s. dan tim ekonominya berhasil membangun
kembali negeri Mesir.
"Berkata Yusuf, Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir).
Sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga lagi berpengetahuan" (QS Yusuf [12]: 55).
Dia lalu diberi jabatan sebagai Menteri Keuangan Mesir. Dengan tim
ekonominya, dia kemudian membangun kembali Mesir yang sudah berada di jurang
kehancuran karena krisis ekonomi, kembali bangkit menjadi negara yang surplus
dan makmur.
Menjadi Menteri
Keuangan tentu bukanlah sebuah profesi yang mudah untuk dijalankan. Dibutuhkan
tanggung jawab serta keahlian khusus agar semua tugas dapat terlaksana dengan
baik. Mencontoh
Nabi Muhammad yang dalam kepemimpinan beliau diringi dengan kecerdasan serta
gaya memimpin yang luar biasa nampak ketika beliau mengatur, merencanakan dan
mengontrol para pasukannya saat menghadapi perang, tidak berlebihan jika
pasukan Islam di bawah kepemimpinan beliau banyak memperoleh kemenangan karena
memang Nabi Muhammad saw. melakukan manajemen yang baik. Menjadi seorang
Menteri juga harus bisa mengatur dan mengontrol staff atau bawahannya dengan
baik sehingga dalam proses membuat kebijakan semua bisa dikerjakan bersama
dengan lancar
Salah satu ciri orang yang paling bertakwa adalah orang yang paling mampu
mengoptimalkan potensi pikirnya. AI-Quran menyebut orang yang senantiasa
mengotimalkan potensi pikirnya dengan sebutan ulul al-albab, yaitu
orang yang iman dan ilmunya berinteraksi secara seimbang (dynamic
equilibrium). Seorang Menteri juga sangat perlu
mempunyai kecerdasan dalam memperkirakan apa yang akan terjadi pada waktu yang
akan datang dengan melihat fenomena yang terjadi pada waktu ini, sehingga
apapun yang akan terjadi di masa depan, setidaknya seorang Menteri sudah siap
dengan kebijakan yang akan diambilnya sehingga tidak perlu waktu lebih lama
untuk berfikir ketika sudah terjadi sesuatu. Seperti Sifat fathanah yang diriwayatkan oleh Imam AI-Bukhari
yang mengantarkan Nabi Muhammad SAW. (sebelum menjadi nabi) mendapat
keberhasilan dalam kegiatan perdagangan. Seorang Menteri harus mampu mengadopsi sifat ini, terutama dalam
menghadapi situasi perekonomian yang bukan hanya rumit (complicated),
tetapi bahkan kadang-kadang menghadapi situasi yang kacau (chaos).
Seperti setiap
muslim ketahui, Nabi Muhammad mampu menyatukan puak-puak yang terpecah-pecah
tanpa prestasi budaya menjadi suatu masyarakat yang beriman dan bertakwa serta
berprestasi gemilang, Seorang Menteri juga harus mencontohnya dalam hal
pembuatan kebijakan yang bertujuan menyatukan semua penduduk dalam negara.
Tidak hanya diterapkan hanya untuk menguntungkan beberapa kelompok kepentingan
semata. Kebijakan yang diambil seharusnya bertujuan untuk mensejahterakan
seluruh rakyatnya.
BAB
IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Pada intinya, bahwa Fathonah merupakan salah satu sifat dan
karakter orang mu'min, yang sesungguhnya sifat ini dapat dimiliki oleh setiap
insan. Karena pada dasarnya manusia memiliki potensi untuk mengembangkan sikap ini
dalam hidupnya.
Kinerja
Menteri Keuangan dalam menerapkan sikap Fathonah sangat menentukan kondisi
ekonomi nasional. Dengan besarnya kontribusi Menteri Keuangan dapat membawa
perekonomian nasional ke arah yang lebih baik. Saat keadaan ekonomi stabil dan
cenderung ke arah yang lebih baik menandakan bahwa Menteri Keuangan beserta
jajarannya sudah melaksanakan tugas dengan baik dan itu juga berarti dia telah
bersyukur melalui perbuatan yang dilakukan untuk memajukan perekonomian negara
sehingga bermanfaat bagi seluruh rakyat Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
"Yayasan Penyelenggara Penterjemah
Al-Qur'an. 1989. Al-Quran dan Terjemahnya. Surabaya : Mahkota Surabaya"
Bambumoeda. 2013. "Karakteristik Pemimpin Ideal dalam Islam”
(online), (http://bambumoeda.wordpress.com/2012/05/29/karakteristik-pemimpin-ideal-menurut-islam,
diakses tanggal 27 mei 2013).
Audi Yudhasmara. 2010. “BELAJAR
BISNIS DAN BERDAGANG CARA NABI MUHAMMAD SAW” (online), http://thetruthislamicreligion.wordpress.com/2010/03/24/belajar-bisnis-dan-berdagang-cara-nabi-muhammad-saw/,
diakses tanggal 20 juni 2013).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar