iklan

Selasa, 15 April 2014

Kualitas air yang semakin memburuk akibat externalitas industri di surabaya pada tahun 2007-2009



·         Pendahuluan

Air merupakan barang yang ultra essential bagi kelangsungan hidup manusia yang klasifikasinya dapat digolongkan baik ke dalam sumber daya yang dapat diperbarukan maupun tidak terbarukan, tergantung pada sumber dan pemanfaatannya. Kontribusi air terhadap pembangunan ekonomi dan sosial juga sangat vital. Air juga memiliki nilai intrinsik dan pemanfaatannya memiliki nilai tambah karena dari ekstraksi sampai pemanfaatan langsung untuk konsumsi menimbulkan biaya yang cukup substansial. Air yang bersumber dari bawah tanah atau groundwater, misalnya, diperoleh melalui proses geologi selama ratusan bahkan ribuan tahun, sehingga meskipun memiliki kemampuan untuk memulihkan kembali (recharge rate) lewat hujan, jika jumlah yang dimanfaatkan melebihi kemampuan recharge, groundwater sering dikatakan sebagai sumber daya yang tidak terbarukan (Fauzi 2006)
Air yang ada di alam ini tidaklah statis tetapi selalu mengalami perputaran sehingga dalam jangka panjang air yang tersedia di alam selalu mengalami perpindahan. Jika kita perhatikan aliran siklus hidrologis air maka akan menggambarkan buangan dari penggunaan air akan kembali tersedia dengan jumlah yang relatif tetap. Dengan prosesnya yang stabil, air yang jatuh ke bumi akan meresap ke dalam tanah atau tersipan dalam kolam, danau atau sungai-sungai terlebih dahulu dalam jumlah yang cukup melimpah, yang kemudian dimanfaatkan oleh manusia. Apabila proses hidrologi ini terganggu, seperti kerusakan hutan, pemukiman yang padat, maka air yang jatuh ke bumi akan menguap kembali ke atmosfir atau mengalir langsung ( run-off ) ke laut sehinga yang tersedia bagi manusia hanya sebagian kecil (seperti pada gambar 1) (suparmoko 1997)

·         Air Sebagai Sumber Daya Alam Milik Umum (Common Property Resources) dalam penggunaannya menyebabkan eksternalitas terhadap  lingkungan

Berdasarkan definisi diatas, siapakah pemilik alam ini? Dalam masalah ini akan di khususkan pada sumber daya air. Tidak ada yang bisa mengakui memiliki air karena air merupakan sumber daya milik umum atau milik bersama dan hak pengelolaannya ada pada semua orang. Menurut Sutikno dan Maryunani, Sumber daya milik umum biasanya cenderung dieksploitasi secara besar besaran atau mengalami deplisi. Hal ini karena adanya anggapan “common property is no one property and no one property is every one property” Jadi sumber daya alam milik umum berarti bukan milik siapapun dan berarti pula milik semua orang. Jadi, sumber daya alam milik umum memiliki kecenderungan untuk segera habis atau punah, keadaan ini sering disebut “Tragedy Of Commons
Tetapi sepertinya ada kesalahan cara berfikir manusia dalam mengartikan “kepemilikan bersama” ini, menganggap mereka dapat mengeksploitasi air dengan tidak bertanggung jawab. Mereka menggunakan atau mengkonsumsi air dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan pribadi yang berlipat ganda. Yang akhirnya menjadikan kepemilikan bersama atas air ini tidak berjalan baik tetapi malah akan mengeksploitasi sampai merusak.
Semakin meningkatnya jumlah penduduk, menyebabkan kebutuhan manusia yang meningkat pula, dan untuk memenuhi kebutuhan manusia yang terus bertambah ini, semakin lama penggunaan sumber daya menjadi kurang bijaksana. Dalam hal sumber daya air ini, perilaku yang tidak bijaksana tersebut seperti pembuangan limbah ke sungai atau laut. Akan dipersempit lagi pada bidang industri. Para pengambil keputusan memilih membuang limbah industrinya ke area milik bersama karena mereka tidak perlu mengeluarkan biaya untuk pengolahan limbah industrinya. Inilah yang dimaksud dengan eksternalitas dari proses industri. Eksternalitas sendiri memiliki definisi dampak negatif atau positif dari tindakan satu pihak yang memberi dampak terhadap pihak lain tanpa memberikan kompensasi terhadap pihak yang terkena dampak.

·         Hubungan antara penduduk, industrialisasi dan sumber daya alam

Penduduk dan industrialisasi tidak dapat dipisahkan antara yang satu dengan yang lainnya dalam menganalisa penyebab permasalahan sumber daya alam. Kegiatan produksi yang semakin meningkat tidak hanya menghasilkan barang dan jasa yang semakin banyak untuk dikonsumsi oleh manusia, tetapi juga menghasilkan polusi yang semakin banyak yang mau tidak mau harus ditanggung oleh manusia. Pencemaran tersebut merupakan dampak negatif bagi manusia karena merusak kesehatan manusia. Kaitan penduduk, industri dan sumber daya alam tercermin pada gambar 2 (Sutikno dan Maryunani)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar