Liberalization
policy over foreign direct investment and the promotion of local firms
development in Indonesia
Mohamad S.
Imana, dan Akiya Nagata
Meningkatkan
FDI menjadi peran penting dalam pembangunan ekonomi setiap negara dan
mengundang FDI merupakan salah satu cara sebuah negara khususnya negara sedang
berkembang untu memenuhi kebutuhan akan teknologi dan modalnya. Dalam kasus
Indonesia, sejak perubahan rezim perdagangan dari substitusi impor ke orientasi
ekspor pada pertengahan 1980, dikuranginya hambatan dalam investasi dan impor
serta local content melalui FDI dengan harapan akan menarik FDI lebih banyak
dan memberikan kesempatan untuk memperbaiki kemampuan teknologinya.
Kebijakan
liberalisasi memberikan perusahaan FDI kebebasan untuk menentukan alternatif
pengadaan bahan baku komponen produksi dengan impor dari dalam negeri atau luar
negeri atau mengajak pemasok internasional untuk investasi sehingga memungkinkan backward spillover dari FDI untuk lokal semakin sulit terjadi.
Kehadiran dari FDI juga menghasilkan keuntungan ekonomi bagi suatu negara
seperti aliran modal yang masuk, pengadaan lapangan kerja baru, aliran devisa yang didapat dari
pembelian produk ekspordan yang terpenting adalah adanya transfer ilmu untuk
pekerja lokal dan knowledge spillover untuk
ekonomi lokal melalui mobilitas tenaga kerja. Hasil dari implementasi kebijakan liberalisasi di Indonesia sendiri
dapat dilihat pada tahun 1987 dan 1988, aliran FDI Indonesia naik dari US$ 1,52
ke US$ 4,411billion dan pada tahun 2004 mencapai US$23,724 billion.
Karakter FDI
Perusahaan FDI di Indonesia beberapa telah menjadi
pasar internasional dan untuk memiliki standart internasional, mereka menggunakan teknologi dan manajemen
yang sama dengan negara asalnya. Selanjutnya, harga yang rendah merupakan
motivasi utama mereka masuk ke indonesia. Nah dari FDI ini kita bisa berharap
permintaan akan pembelian lokal naik.
BL performance
Menurunnya biaya produksi di dapat dari murahnya
pekerja, sewa tanah, energi, dan bahan baku yang didapat secara lokal di
Indonesia, tapi ketika dianalisis, pembelian
produk lokal berada di tingkat yang sangat rendah dan diketahui lebih dari 90%
nya bersumber dari negara asal atau negara lain. Komponen yang berasal dari
Indonesia hanya sekedar seperti bahan pengemasan. Jadi kesimpulannya, bahwa
perusahaan FDI belum terintergrasi ke ekonomi lokal dan kehadirannya belum
memacu perkembangan perusahaan lokal.
Determinant
faktor utama rendahnya penggunaan produk lokal
karena akibat dari kapasitas produksi
dan kapasitas teknologi dari perusahaan lokal tidak memenuhi spesifikasi
yang dibutuhkan perusahaan FDI dan untuk backward Lingkage, perusahaan lokal
pun harus bersiap dengan hubungan kemitraan dengan pihak asing.
Kesimpulan
Ada sifat ganda dari liberalisasi
- Liberalisasi
memberikan kesempatan backward linkage kepada perusahaan lokal sepert meambah
teknologi baru dan ilmu baru selama memproduksi bahan yang dibutuhkan
perusahaan FDI
- Perusahaan
FDI Cuma bisa memberikan backward linkage dengan perusahaan yang bisa
memenuhi standart internasional dan tetap tergantung dengan kesempatan
dari industri lokal
Selanjutnya,
sejalan dengan implementasi kebijakan liberalisasi, sangat penting untuk negara
menyiapkan perusahaan lokal untuk bermitra dengan asing dan untuk membuat
kebijakan lain supaya memfasilitasi kompetisi perusahaan lokal dengan biaya
yang murah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar